SOCIAL MEDIA

Jumat, 27 Juli 2018

Review Colourpop My Little Pony

Hallo Girls...

It's been a loooong time....terakhir saya review eyeshadow ABH beberapa bulan lalu hehe, tapi memang saya udah gak beli-lagi eyeshadow palette sih terakhir ya Colourpop My Little Pony yang akan saya review ini. To be honest, dulu saya gak tertarik sama koleksinya brand Colourpop ini...bahkan pas temen-temen saya keranjingan beli lip cream sama lipsticknya saya biasa aja. Kemudian gak lama mereka ngeluarin single eyeshadow kan, belum tergoda jugaaa dan reviewnya katanya single eyeshadow mereka agak susah diambil kalau pake brush.

Tapi makin ke sini si Colourpop ini makin variatif dan mengeluarkan eyeshadow palette yang menggiurkan, sehingga saya tergoda buat punya koleksinya Colourpop My Little Pony yang terlihat warnanya cantik-cantik pun kemasannya menggemaskan. Terus gimana kalau sudah dipakai pada kelopak mata? sebagus itukah? simak reviewnya berikut ini: 

Description:

MY LITTLE PONY

These retro ponies are back for a new adventure. Explore the palette inspired by their colourful personalities and magical cutie marks. From shimmery glitters and wearable mattes, to bright pops of colour and surprising iridescents, you can imagine the looks you’ll create with this little palette. Friendship is magic when you're friends with this sparkly crew









Eyeshadow palette my little pony ini berupa pressed powder eyeshadow, yang terdiri dari 12 warna cantik-cantik netral sampai colorful. Dengan finishing ultra-velvety dan lembut, katanya sih ini highly pigmented...benarkah? mari kita buktikan saja dan klaimnya juga eyeshadow ini mudah di blend. 

Untuk hasil akhirnya sendiri, eyeshadow palette ini beragam ada yang matte, metallic dan satin. Berikut ini saya swatches semua warnanya memakai jari, karena kalau saya swatches di tangan cukup powdery dan nempelnya agak susah gak semudah nyolek gitu. Semoga cukup jelas ya warna-warnanya buat temen-temen lihat. 


Swatches:







Butterscotch: 

Nama shade-nya gemes banget siiii...butterscotch ini selewat seperti warna putih yang chalky, tapi ternyata setelah dilihat ini tuh putih dengan subtle pink violet yang tipis banget warnanya. Teksturnya powdery dan finishnya matte, agak kurang pigmented warnanya kalau di kelopak mata...harus blend dengan baik dan berulang. 


Blossom: 

Ini warnanya cantik banget untuk buat halo eyes look! paduan metallic peach dengan sedikit semu pink, hasilnya agak gold...teksturnya lembut, buttery dan mudah di blend. Pigmentasinya juga bagus dengan hasil akhir metallic juga glitter lembut. 


Starshine: 

Metallic golden tangerine warna cerah kuning muda manjaaaaah yang bisa jadi pusat perhatian, memiliki tekstur buttery dan agak powdery ketika diaplikasikan. Hasil akhir metallic satin, pigmentasi ok dan cocok buat inner corner atau halo eyes. 


Bluebell: Warna golden ivory dengan satin finish yang lembut, cocok buat yang suka eyeshadow glitter tapi gak mau terlalu mencolok warnanya. Kayaknya ini juga bagus dibuat highlighter, teksturnya lembut dan buttery juga easy to blend. Apalagi kalau aplikasiinnya pake jari, tap-tap aja udah kelar cucoook meong shay!





Applejack: 

Di baris kedua ada dusty red violet yang unik, warna ungu dengan base merah. Bagus buat warna transisi ataupun warna kedua saat memakai eyeshadow...teksturnya lembut, pigmented dan hasil akhirya matte. 


Skydancer: 

Warna lavender metallic kesukaan saya, ini salah satu favorit...cantik banget deh! Teksturnya juga buttery, cukup pigmented dan hasil akhirnya satin. 

Minty: 

Selewat sih agak mirip sama Applejack, tapi ini base-nya warna fuchsia dengan hasil akhir matte yang agak powdery namun tetap gampang di blend sih..walau masih fall out sedikit.


Flutterbye: 


Suka warna pastel peach yang lembut, you should try this! Bagi pecinta warna-warna eyeshadow lembut mungkin ini bisa dipakai, teksturnya juga lembut dan finishingnya matte. 



Twilight:

Saya kira awalnya ini warna hitam, tapi ternyata blackened violet...yang bikin penasaran buat dicolek plus keren kalau buat dark smokey eyes. Hasil akhirnya satin, buttery dan pigmentasinya bagus. 


Firefly: 
Metallic silvery baby blue warnanya gemes banget! biru muda dengan glitter lembut, tekstur buttery dan pigmentasinya cukup ok. 

Snuzzle:

Icy white dengan glitter lembut, sehingga menghasilkan warna putih berkilauan tapi gak lebay. Bagus buat inner corner dan teksturnya lembut banget. 

Princess Sparkle

The last one is rich smokey turquoise! warna lain yang bagus untuk smokey eyes atau halo eyes, dengan hasil akhir satin yang lembut dan mudah di blend. 




Performance: Dari kedua belas warna di atas, saya suka semua dan cukup bagus untuk kualitas sekelas Colourpop. Saya pakai tanpa base pun, warnanya cukup awet dan yang memiliki hasil akhir satin itu lebih pigmented daripada yang matte. 

Secara keseluruhan eyeshadow ini bagus, namun masih ada sedikit fall out terutama yang matte tapi masih ok dan wajar sih.

Harga: Rp320.000
Where to buy: Online shop atau e-commerce, saya beli di Tokopedia

Namun hati-hati saat akan membeli palet ini, karena sudah banyak yang palsu dan dijual dengan harga dibawah 100ribuan. Pastikan olshop yang kamu pilih itu trusted dan semuanya menjual barang original...


Jadi, berminat untuk koleksi juga si palet gemas ini?


Thank you for reading




Review Shylas Factory Face Mask dan Face Oil untuk Kulit Berminyak & Berjerawat



Hallo Girls...

Memiliki kulit berminyak dan gampang banget muncul komedo atau jerawat tuh, harus banget sempetin perawatan mingguan dan jangan skip skincare sehari-hari. Apalagi kalau gak double cleansing, wah udah deh tuh panen komedo di wajah saya saking banyaknya. Belum lagi area t-zone yang mudah banget berminyak, suka keliatan belang kalau makeup karena berminyak duluan. 

Maka dari itu saya biasanya maskeran 2-3x dalam seminggu dan menambahkan beberapa skincare, untuk membuat wajah tetap terhidrasi dengan baik. Shylas Factory yang merupakan brand lokal berasal dari Bali, memiliki beberapa varian masker dan face oil untuk bantu atasi masalah kulit. Sudah hampir sebulanan ini saya pakai Face mask dan Face oil untuk oily and acne skin...saya tertarik buat coba, soalnya kandungan bahan-bahannya alami dan harganya masih terjangkau.

Berikut review saya mengenai produk Shylas Factory setelah hampir satu bulan pemakaian. 




Begitu paketnya sampai...dikemas dengan box kecil dan desainnya lucu, berisi 1 face mask dan 1 face oil. Ini dijual satuan atau package gitu, tentu yg paketan harganya lebih miring juga hasilnya lebih signifikan dibanding pakai satuan saja ya hehe. 


MAIKA'I FACE MASK



Kemasan:

Dikemas dengan wadah berbentuk bulat yang praktis dan terbuat dari plastik tebal, jadi kalau habis pakai tinggal tutup aja deh tanpa khawatir tumpah. Di bagian sisi kemasan itu ada keterangan cara pakai dan di balik kemasan, tertera komposisi dan produksi produk. Sayangnya Shylas tidak mencantum manfaat dari masker ini di kemasan maskernya, jadi kita wajib melihat sosial medianya dulu untuk tahu manfaat masker ini. 
Manfaat produk dan bahan:

Maika'i Face Mask
💚 menyerap minyak
💚 membersihkan pori-pori
💚 mencerahkan
💚 mencegah jerawat

Maika'i Face Mask mengandung white clay, berfungsi untuk deep cleansing serta oat yang mengandung saponin (sejenis pembusa/deterjen alami), saponin akan membantu mengangkat kotoran juga debu yang menyumbat pori-pori tapi tidak membuat kulit kering. 


Tekstur, aroma dan warna:

Tekturnya masker ini bubuk, jika dilihat selewat karena warnanya hijau seperti bubuk matcha ya? aromanya natural banget...kayak aroma kayu putih yg menenangkan gitu lho seus. 

Performance:




Cukup ditambah air dan dibuat adonan pasta, maskernya di aplikasikan ke area wajah yg sering berminyak atau berjerawat. Kalau saya pakai di seluruh wajah ya, tunggu sampai 10 menit. Rasanya? adem tapi ada sedikit sensasi pedes cekit-cekit terutama di area yg berjerawat, setelah dibilas rasanya kulit fresh, adem tapi gak kering walaupun agak kenceng pas maskernya mulai mengering. 


Sekarang kita beralih ke Kaila face oil khusus untuk kulit berminyak dan berjerawat ya...




Kemasan:

Kaila face oil ini kemasannya dari kaca berwarna coklat dengan desain simple aja, sama seperti maskernya di bagian belakang hanya ada komposisi dan di bagian depan ada tulisan Face oil acne-oily skin. Ukurannya mini, isinya 10ml jadi travel friendly deh.


Untuk ambil produknya, Kaila face oil ini pakai pipet...jadi kita gak usah repot-repot tuang dan takut tumpah soalnya bisa dikira-kira berapa tetes yg mau kita ambil. 

Deskripsi produk dan bahan:

Face oil untuk pemilik jenis kulit rentan berjerawat dan berminyak. Manfaat dari face oil ini untuk meredakan radang akibat jerawat, membuat jerawat cepat kering, mengurangi produksi minyak berlebih dan membantu memudarkan bekas jerawat.


Dalam Kaila Face Oil Acne-Oily mengandung berbagai minyak essentials seperti Grapeseed Oil, Jojoba Oil, Tea tree Oil dan Rosehip Oil. As we know, tidak semua jenis minyak bisa cocok untuk kulit berminyak. Yang membuat saya tertarik untuk coba Kaila Face Oil ini karena komposisinya biasa digunakan untuk perawatan kulit berminyak dan berjerawat. 



Tekstur, aroma dan warna:

Ya, seperti face oil pada umumnya memiliki tekstur minyak yang tidak begitu kental dan berwarna kuning. Aromanya juga relaxing, bukan bau minyak yang seperti ada di dapur hahaha seger ini seperti aroma tea tree sih yg lebih dominan menurut saya. 


Performance:


Cukup 3-4 drops saja untuk seluruh wajah setiap kali pemakaian dan saya biasanya pakai di malam hari untuk step terakhir memakai skincare setelah moisturizer. Untuk mengunci seluruh skincare dan membuat kulit lembap cukup hidrasi, rasanya di wajah begitu menit pertama agak hangat pedes-pedes gitu tapi gak strong. Minyaknya cepat menyerap dan gak lengket, kulit terasa lebih lembap dan lembut. 


Hasil:


Setelah pemakaian hampir sebulan ini, saya suka dengan masker dan face oilnya. Karena kulit saya tidak breakout, produksi minyak di wajah lebih stabil, kulit terasa lembut, jerawat cepat matang dan kempes apalagi kalau habis pakai face oilnya. Poin pentingnya juga gak membuat kulit saya tambah kering, karena obat jerawat biasany membuat jerawat matang tapi kondisi kulit kering. 


Kesimpulan: 

Seneng banget! nemu face oil merk lokal yang cocok dikulit dan ingredientsnya sesuai sama yg kulit saya butuhin, plus tambah lagi deh koleksi masker lokal yang jadi favorit.

Harga: Maika'i Face mask Rp50,000
           Kaila Face Oil Rp90,000
Lebih murah kalau beli package Rp110,000

Where to buy: shopee.co.id/shylasfactory atau cek IG mereka di sini ya @shylas.factory




Cara pakainya bisa cek IG saya di bawah ini dan jangan lupa follow ya!



Salah satu perawatan untuk ngatasin jerawat dan kulit berminyak, aku biasanya ngelakuin weekly routine di rumah. Maskeran jadi salah satu treatment favorit, di sini aku pakai @shylas.factory Maikai Face Mask buat bantu ngurangin minyak dan jerawat. Face mask ini bubuk dan berbentuk pasta, kalau udah ditambah air...Sensasinya dingin dan cekit2 kalau di area yg lagi jerawatan, setelah dibilas rasanya segeeeer. - Lanjut biar kulit nya makin adem dan terhidrasi dengan cukup, aku pakai sheet mask merk apa aja...tapi saat ini lagi suka sheet mask nya Innisfree yg pomegranate. - Last step! Pakai face oil Kaila yg ingredients nya berbagai essential oil, baik untuk kulit berjerawat dan berminyak. Saat dipakai gak lengket, cepet nyerep dan wanginya natural banget...gak bau-bau minyak nenek-nenek gitu. Kedua produk @shylas.factory ini review lengkapnya akan tayang besok di blogku ya...jangan lupa mampir 💃 #shylasfactorybali #shylasfactory #maskerjerawat #faceoilnatural #faceoillokal #maskerlokal #beautybloggerindonesia #andianibeautyjournal #tampilcantik #vloggerindonesia #beautyvloggerindonesia #indovidgram
A post shared by Beauty Blogger | Reiny A.H (@andiani91) on



Senin, 23 Juli 2018

Memutuskan Resign dan Full time Ibu Rumah Tangga, is it good?

Hallo Girls...





Kali ini saya lagi ingin bercerita tentang keputusan saya untuk meninggalkan kantor dan memilih menjadi ibu rumah tangga saja, dengan mengambil projek-projek freelance atau membuat konten-konten blog juga sosial media. Bukan hal yang mudah dan spontan buat memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan yang saya sukai, ketemu teman-teman kantor, makan siang bareng, berkenalan dengan orang-orang baru dan stressnya ngerjain projek besar ataupun kecil. 

Dari sebelum menikah memang saya sudah punya rencana untuk meninggalkan kantor, terlebih lagi kalau saya sudah punya anak. Karena suami saya lebih menyarankan saya untuk kerja dari rumah saja sambil mengurus anak dan rumah tangga, apa saya keberatan? nope! memang saya sendiri pun jika sudah punya anak ingin full time wife and mother

Setelah berpikir cukup lama dan lumayan galau, apakah saya pindah kantor atau langsung stop ngantor aja? Akhirnya saya memutuskan untuk stop ngantor aja dan ambil freelance yang bisa saya kerjakan. Alhamdulillah juga sekarang kehamilan saya baru masuk trimester kedua, jadi bisa malas-malasan di rumah dan minim stress dari tekanan kerja hehe. Sudah hampir sebulan sejak saya meninggalkan kantor dan saya masih belum terbiasa, karena rutinitas sehari-hariku yang lebih dari 8 jam di luar rumah jadi hilang. Rasanya agak aneh sih, biasanya rusuh pagi-pagi siapin sarapan, mandi dan ngantor terus ketemu klien, teman-teman dsb. 


Sekarang? setelah siapin sarapan suami saya beres-beres rumah, mandi dan cek-cek email atau kerjaan freelance kalau lagi hectic. Kalau enggak? ya paling ngedit2 foto atau bikin draft untuk blog sama instagram. 

Banyak temen-temen saya dan keluarga yang menyayangkan saya meninggalkan kantor, mereka bertanya kenapa? Ya simply saya jawab gak papa...this is my decision, emang maunya saya begini jadi istri stay at home tapi tetap bisa bekerja tanpa pergi ke kantor. Ya, enggak stay at home mulu juga sih saya juga sering janjian makan siang sama temen atau sekadar jalan-jalan ke mall kalau lagi bosen.

Selain itu juga ada yang bertanya? gak enak dong gak punya penghasilan sendiri dan ngandelin suami aja? 


Wait what? kan saya bilang freelance ya ada ajalah pemasukan mah walau gak tetap kayak kerja kantoran, tenang buat jajan-jajan sendiri mah saya bisa. Mungkin kalau ini dijelaskan ke tante-tante saya gak akan ngerti sih, pokoknya kalau di rumah itu nganggur aja. Yoweslah gapapa...


Ngandelin suami? YA GAK NGANDELIN JUGA EMANG KEWAJIBAN SUAMI MENAFKAHI DAN MEMBAHAGIAKAN ISTRI kan? kalau saya ngandelin suami orang baru salah hahahha. 


Jadi, gimana rasanya enakan ngantor atau full time ibu rumah tangga? 

Kalau masih single sih kayaknya enakan ngantor ya, kecuali kamu memang influencer yang sibuk jadwal ini itu dan bayarannya lebih gede pasti enakan influencer haha.

Bagi saya sendiri? sedang mencoba beradaptasi dan membiasakan diri, untuk menyusun kegiatan sehari-hari supaya sibuk dan tetap produktif. Mungkin nanti kalau anaknya sudah lahir akan lebih sibuk dan lebih menikmati lagi peran sebagai istri dan ibu, dengan segala drama tentunya. Gak mungkin kan hidup ini mulus aja bak jalan tol atau kulit mulusnya Incess Syahrini? Yang penting sih buat saya, suami selalu mendukung hobi dan tetap mengizinkan saya bekerja dari rumah biar otak gak mentok ye kan...

Menjadi ibu pekerja kantoran atau full time di rumah, bagi saya sama hebatnya kok. Karena mereka menghadapi struggle nya masing-masing dan semua berhak bahagia dengan caranya sendiri. Saya sendiripun belum tahu kalau beberapa tahun kedepan, mungkin saja kembali ngantor kalau anak sudah cukup besar atau punya bisnis sendiri? Who knows...


Jumat, 13 Juli 2018

Kapan Menentukan Rate Card?

Hallo Girls...




Gaya banget ya kalau baca dari judulnya ? haha berasa aja saya udah blogger kondang lol. Padahal mah saya juga masih membangun networking dan berusaha buat mengembangkan konten-konten yang saya share di sini, sebelum saya share soal rate card saat kita menjadi blogger ataupun what so called influencer. Mau kasih disclaimer dulu ya, kalau saya bukan expert dan pure pengen sharing aja pengalaman sebagai blogger dan PIC projek beberapa campaign yang tentunya melibatkan Influencer ibukota dan para blogger micro juga macro.

Well, let's started! Saya buat beberapa poin ya, kapan sih waktunya kita sudah pantas menentukan rate card

1. Ketika Sudah Mulai Ada yang Menanyakan Rate Card

Well, biasanya blogger atau influencer memberikan rate card saat sudah dikontak brand atau agency menanyakan rate card saat akan menawarkan sebuah kerjasama. Selain itu, brand atau agency juga ngecek sudah berapa lama kita blogging atau menjadi influencer. Kalau belum ada yang nanya gimnana kak?

Ya, balik lagi ke kamu...sudah merasa worth kah untuk membuat rate card? dengan harga sekian juta misalnya. Kalau kamu belum merasa pantas dan masih membangun konten, ya fokus aja dulu membuat konten sebanyak dan sebaik-baiknya dengan konsisten. Trust me...kalau konsisten job juga berdatangan dengan sendirinya kok. 


2. Berapa Harga Yang Harus Ditentukan?

Nah, ini gampang-gampang susah sebenernya...kamu harus lihat dari statistik sosial media, blog atau Youtube yang kamu miliki punya nilai jual berapa. Kalau kamu merasa percaya diri dengan harga 10 juta/konten misalnya, tapi harus dibarengi dengan statistik yang akurat kayak engagement dan visitors kamu memang pantas. 

Tapi kan ini sosmed-sosmed gue, bebas dong mau nentuin harga berapa juga?

Ya, memang itu sosmed kamu...tapi ya harus sadar diri juga, sesuai enggak harga segitu dengan konten yang kamu sampaikan ke netizen. Karena, saya banyak nemuin influencer yang asal tembak harga cukup mahal tapi pas di cek engagementnya kecil dan kontennya biasa aja...modal followers gede dan eksis.

Atau, ada juga yang followers gede, engagement bagus tapi ngasih rate dibawah pasaran. Itu juga kasian sih, padahal nilainya si influencer itu lebih dari yang dia tawarkan. 

Menurut saya sih balik lagi ya, lihat statistik konten kamu sudah bisa bernilai berapa kira-kira. Kalau kamu merasa setiap konten kamu akan viral dan membawa followers kamu aware, dengan apa yang kampanyekan...monggo kasih harga yang pantas. Brand/ agency juga akan paham kok, kalau dibarengi dengan bukti harga segitu memang pantas. 

3. Apakah Semua Projek Harus Memakai Rate Card?

Kalau menurut saya pribadi sih, gak harus hahaha. Lihat dulu siapa yang ajak kerjasama, kalau misalnya yang nawarin projek ini berpotensi untuk mantain networking kedepannya (for ex: komunitas, PR Brand tertentu atau teman) dan mereka propose harga yang masih masuk akal...ya diambil aja. Kan buat membangun networking, siapa tahu kedepannya ditawarin terus projek dan direkomendasikan ke brand atau agency kan? who knows. 

4. Ukur Kualitas Kontenmu

Kok gue gak diundang brand a,b, c sih?

Kok gue gak diajak campaign ini itu sih?


Coba...coba di cek lagi konten blog, youtube atau sosial medianya gengs. Sudah konsisten kah? Apakah kontennya  menarik? foto atau videonya sudah lebih baik?

Kalau masih belum, yuk! terus belajar memperbaiki kualitas kontennya. Termasuk self reminder buat saya juga nih, yang sudah mulai kendor buat ngisi konten blog dan sosmed.

Karena bisa dilihat dengan nyata ya, yang eksis diundang dan diajak campaign a,b,c itu ya memang mereka yang konsisten buat bikin konten dan selalu menyajikan hal menarik untuk reader/ viewer atau followernya.

Semakin kontenmu bagus, engagement tinggi...semakin bisa kamu menaikan rate card sesuai yang kamu inginkan.


Pesan-pesan menjadi blogger/influencer yang memiliki attitude baik, agar disukai klien. 

- Baca SPK dengan seksama sebelum Ttd

Wajib! hukumnya baca detail ya Surat kerjasamanya sebelum ditandatangani, jangan asal ttd. Terus nanti pas campaign berjalan, protes ke klien kalau ini itunya gak sesuai. Kalau ada yang gak paham, tanya dulu ke PIC nya. Merasa sudah jelas dan paham flownya, baru deh tanda tangan. 

Lihat poin-poin kewajiban yang harus kamu kerjakan setelah campaign berjalan dan konsekuensi yang bakal kamu terima kalau membatalkan projek tersebut. Misalnya: posting konten kompetitor di hari yang sama, maka akan dikenakan denda. Atau, membatalkan projek dengan mendadak harus membayar 50% dari harga yang tertera dan lain-lain.

- Baca Brief dengan Benar dan Buat Konten Sesuai Brief

Please! Baca brief yang teliti sebelum eksekusi sebelum buat konten, biar meminimalisir untuk revisi dan kontenmu jadi cepat selesai kan? Jangan malas buat baca brief ya, itu mempermudah kerjaan kamu lho...klienpun senang projeknya cepat selesai. 

Just in case, klien protes...kamu bisa menjawab kalau kamu sudah membuat konten sesuai brief. 

- Post Konten Sesuai Deadline!

Kalau kamu sudah menyanggupi kontenmu naik sesuai deadline, do it! Kalaupun ada halangan, please kabarin dari jauh hari...agar klien bisa switch dengan influencer lain atau memberikan plan B. Karena imbasnya banyak, kalau kamu telat naikin konten. Misalnya: Menghambat projek jadi makin molor, klien jadi kecewa dan tidak mau bekerjasama lagi, pembayaran turun semakin lama.


- Belajar bikin caption!

Nih..nih... suka bingung ya bikin caption? Coba mulai sekarang belajar bikin caption yuk! Masa nanti kalau sudah dikasih brief jelas, tetep bingung bikin caption dan membuat campaign makin lama gara-gara kamu malas bikin caption?

Karena saya sering nemuin beberapa creator yang bilang "bikinin dong captionnya", padahal brief sudah jelas dan biasanya kasih contoh caption. Ya, kalau bingung-bingung banget...tinggal bikin aja mirip-mirip contoh ye kan?

Tapi gue gak mau captionnya iklan banget?


YA BIKIN AJA YANG AKTUAL SIS...kayak lagi ngobrol aja gitu tapi bentuknya tulisan, yakin deh pasti bisa.


- Tagih pembayaran setelah semua kewajiban sudah terpenuhi dan lihat kembali SPK

Ok...ini hal yang paling sensitif, nagih pembayaran hahaha suka gemes gak sih? kalau kita udah kerja eh bayarannya molor? Iya kesel banget. Tapi, sebelum tagih dicek dulu ya SPK nya...mereka menjanjikan berapa lama payment akan turun. Misalnya 30 hari kerja, which is yang dihitung hari kerjanya ya...weekend gak dihitung say. Lalu, pekerjaannya sudah selesai dan sesuai belum? kalau sudah dan lewat batas waktu dari SPK...baru deh kamu tanyakan ke kliennya. 


Paling segitu aja sih yang bisa saya share soal rate card dan pesan-pesannya hehe semoga bermanfaat ya...


See you! 


Senin, 02 Juli 2018

Review BLP Lip Stain Wild Berries

Hallo Girls...



Di postingan saya sebelumnya, saya bahas soal drama menuju persiapan pernikahan kan? Buat yang pengen tahu dan baca boleh klik di sini ya. Lanjut, saya mau bahas beauty review lagi nih setelah sekian lama...lupa kapan terakhir saya review hal-hal berbau gincu. 

Ngomong-ngomong soal pewarna bibir, saya cukup picky dan gak asal ikut trend beli lipcrem/lipstick/liptint yang lagi hits. Saya beli kalau menarik buat saya untuk dicoba, kalau enggak? ya cuek aja biasanya. Sampai beberapa bulan lalu saya tertarik sama koleksi terbarunya BLP, yang sebelumnya sukses dengan lipcreamnya mereka juga mengeluarkan Lip Tint dan setiap saya cek di Toped sold out terus. Wah sebagus itu kah lip tint BLP? melihat review orang-orang juga banyak yang bilang bagus.



Kebetulan pas JakartaXBeauty akhir April lalu mereka buka booth di sana dan saya berhasil beli satu Lip Tint BLP yang shade Wild Berries, warnanya red wine yang cantik dan sangat pigmented. Kurang lebih nih saya dua bulan pakai Lip Tint BLP dan berikut review-nya, keep reading guys!


Kemasan:



As you can see ya, kemasannya imut-imut tapi isinya lumayan banyak kok. Botolnya terbuat dari plastik yang cukup kokoh transparan, jadi kita bisa lihat isinya dari luar dan tutupnya berwarna putih. Simple aja sih menurut saya, gak macem-macem seperti desain kemasan BLP produk lainnya. 


Aplikator:


Aplikatornya berujung lancip dan rata, gak kayak aplikator lip tint Korea yang biasanya menyerong bagian ujungnya. Kalau ini lebih kayak bentuk sendok gitu lho, but no problem gak bikin kesulitan saat apply ke bibir kok. 


Warna dan Scent:



Ada tiga pilihan warna BLP Lip Tint dan saya memilih shade Wild Berries, menurut saya lebih cocok aja dengan tone kulit saya dan warnanya gemes red wine yang cukup deep. Bikin wajah saya terlihat lebih cerah dan rada-rada misterius hehe. Wanginya seperti sirup, soft aja gak begitu menyengat dan begitu pakai dibibir wanginya sudah hilang. 



Performance:
BLP Lip Tint ini teksturnya gak secair liptint Korea, dia lebih ke gel gitu tapi versi agak cairnya. Lip tintnya cepat kering, jadi kita harus cepet nge-set mau itu dibuat ombre lips atau full lips. Karena ninggalin stain dibibirnya cepet dan pigmented banget, malah menurut saya lebih pigmented dari Etude Dear Darling tint. Lip tint ini terasa ringan dibibir, cepet kering dan gak ada rasa pahit kayak lip tint lain. 



Result:
Selama pakai liptint ini sih nyaman aja, tapi kalau sudah dihapus bikin bibir kering dan harus cepet-cepet pakai lipbalm. Mungkin sebelum pakai lip tint juga bibirnya harus wajib pakai lipbalm dulu, untuk ketahanannya sendiri standar aja. Dia awet kalau kita  gak makan dan minum, kalau minum ya ninggalin stain di gelas dan habis makan warnanya bubar jalan aja. Paling ninggalin stain dibagian pinggir bibir, ya gapapa sih tinggal retouch. 

Kesimpulan:

So far, saya suka dengan Lip Tint BLP ini...dari segi warnanya yang cantik dan pas dengan warna kulit saya. Walau membuat bibir kering kalau gak pake lipbalm dulu, tetep saya suka dengan hasilnya membuat wajah terlihat lebih segar. 



Plus: 
Pigmented
Warnanya cantik
Cepet kering
Merk lokal
Kemasannya travel friendly
Gampang diaplikasikan 



Minus:
Cukup pricey utk liptint (karena merek Korea biasanya dibawah 98k like tony moly, etude, peripera dll)
Bikin bibir kering kalau gak pake lip balm dulu


Harga: 98k
Where to buy: Tokopedia, Sociolla, BLP store atau BLP website.
Minggu, 01 Juli 2018

Review Laneige Waterbank Gel Cream

Hallo Girls...


Percaya atau enggak sampe tengah tahun ini, saya sudah coba tiga merek pelembap yang berbeda. Buat kulit berminyak dan acne prone ya memang cukup tricky juga buat cari pelembap, kayak buat kulit saya sendiri tuh...pelembap harus yang teksturnya gel, non-comedogenic, hydrating dan no whitening. Soalnya kalau pake yg whitening, biasanya langsung breakout.

Akhir Januari lalu, untuk pertama kalinya saya coba pelembap Laneige yang seri Waterbank Gel. Inipun saya pilih setelah BA Laneige merekomendasikan untuk kulit normal to oily skin, yasudah saya beli bersama tonernya sekalian biar hasilnya lebih efektif.

Lalu, bagaimana kerja si pelembap ini di kulit berminyak saya? apakah cocok dan memberikan perubahan? simak ulasannya berikut ini yaaa...



Deskripsi:

Moisture Biogene™, mengisi kembali kelembapan sepanjang hari yang tepat dengan asam hyaluronic mini dan air-wetting formula untuk mendapatkan kemampuan yang sempurna untuk mendapatkan kulit yang terasa lembap sepanjang hari


Jadi, pelembap ini memang ditujukan untuk menghidrasi kulit. Cocoknya untuk normal atau kulit berminyak, agar bisa menyeimbangkan kadar air pada kulit. Sehingga kulit lembap sepanjang hari. Komposisinya pun mengandung air, glycerin dan niacinamide. 


Ingredients: WATER, BUTYLENE GLYCOL, CYCLOPENTASILOXANE, GLYCERIN, ALCOHOL, CYCLOHEXASILOXANE, DIMETHICONE, CHENOPODIUM QUINOA SEED EXTRACT, MAGNESIUM SULFATE, ZINC SULFATE, MANGANESE SULFATE, CALCIUM CHLORIDE, ASCORBYL GLUCOSIDE, CHAMAECYPARIS OBTUSA WATER, SODIUM HYALURONATE, CERAMIDE 3, ACETYL GLUCOSAMINE, COPPER TRIPEPTIDE-1, NIACINAMIDE, TOCOPHEROL, LIMNANTHES ALBA (MEADOWFOAM) SEED OIL, GLYCERYL STEARATE, DICAPRYLYL CARBONATE, CYCLOMETHICONE, CETEARYL ALCOHOL, CETYL ETHYLHEXANOATE, STEARIC ACID, AMMONIUM ACRYLOYLDIMETHYLTAURATE/VP COPOLYMER, ETHYLHEXYLGLYCERIN, TRISILOXANE, PALMITIC ACID, PHENYL METHICONE, POTASSIUM CETYL PHOSPHATE, POLYGLYCERYL-10 STEARATE, POLYGLYCERYL-3 METHYLGLUCOSE DISTEARATE, POLYSORBATE 20, POLYSILICONE-11, POLYACRYLATE-13, POLYETHYLENE, POLYISOBUTENE, PROPYLENE GLYCOL, PEG-100 STEARATE, PEG-5 RAPESEED STEROL, PEG/PPG-20/15 DIMETHICONE, PHYTOSPHINGOSINE, HYDROGENATED LECITHIN, HYDROGENATED POLYISOBUTENE, HYDROXYETHYL ACRYLATE/SODIUM ACRYLOYLDIMETHYL TAURATE COPOLYMER, DISODIUM EDTA, PHENOXYETHANOL, FRAGRANCE.







Kemasan:

Dari dulu yang bikin saya kepincut buat coba produk-produk Laneige, karena kemasannya yang elegant dan classy. Ciri khasnya warna biru dan putih untuk beberapa series, termasuk yang waterbank ini. Tadinya sih ada box warna putih biru tapi sudah saya buang, kalau wadahnya sendiri terbuat dari kaca yang tebal berwarna biru dan kokoh. Begitupun dengan bagian tutupnya, lalu setelah itu juga ada separator warna putih untuk menyimpan spatula. Supaya ambil creamnya lebih higienis, baiklah untuk segi kemasan ini bagus tapi bulky kalau buat traveling




Tekstur, warna & scent:

Saya suka banget sama teksturnya Laneige waterbank gel cream ini, ya memang berbentuk gel tapi mudah diaplikasikan dan cepet nyerep ke dalam kulit. Lalu warnanya putih susu seperti cream tapi gel-ish, lucu. Laneige waterbank gel cream ini, mengandung fragrance yang menenangkan dan cocok di kulit saya. Biasanya, skincare yang ada wewangian di kulit saya langsung bereaksi tapi ini enggak. 



Performance:

Saya pakai moisturizer ini setelah pake toner atau serum (kalau lagi rajin), rasanya langsung meresap ke kulit dan ada cooling sensation juga aromanya itu lhooo...bikin relax guys. Apalagi kalau dipakai malam hari, setelah aktivitas dan bersihin muka weeenak tenan. Kulit juga gak kerasa greasy ataupun berat setelah pakai ini, bisa langsung apply sunscreen kalau pagi hari dan timpa makeup. Kalau malam hari, biasanya saya tambahin face oil kalau lagi mood aja. 


Result:

Karena fungsinya untuk melembapkan kulit, ya memang melembapkan tanpa membuat kulit terlihat lebih cerah ataupun berseri. Enaknya, makeup jadi lebih nempel kalau habis pakai pelembap ini dan kalau bangun tidur kulit terasa moist dan cukup kenyal. Tapi ya enggak yang kenyal kayak pantat bayi gitu...normal aja. 



Kesimpulan:

Untuk memenuhi kadar air pada kulit wajah, ini cukup bagus. Tapi jangan berharap banyak, kalau Laneige waterbank gel cream works like a magic ya. Karena klaimnya pun, memang untuk meghidrasi kulit tidak untuk mencerahkan ataupun memperbaiki tekstur kulit. Setelah pakai ini, kulit saya gak beruntusan ataupun breakout seperti jerawat merah, komedo dan lain-lain. Mungkin kalau saya pakai satu rangkaian lengkap dengan serum dan kawannya, hasilnya bakal lebih bagus dan kulit kenyal bak artis Korea ya. 

Oiya, pelembap ini saya pakai sampai habis dan cukup awet ternyata. Dengan isi 50ml saya pakai pagi-malem dari akhir bulan januari sampai akhir april. Which means sekitar 3 bulanan baru habis. 

Plus: 


- Gak bikin beruntusan
- Kulit jadi lembap
-Mengurangi produksi minyak
-Gampang meresap
-Gak lengket
- Cooling sensation


Minus:
- Fungsinya cukup melembapkan saja
- Tidak membuat perubahan yang sangat signifikan

What do you think? You wanna try?

Harga: Rp450,000
Where to buy: Laneige Counter or Sephora or Online Shop